Dulu, Min K dan teman laki-laki Min K ingin sekali membeli permen, tapi ibu kami melarang. Kami berdua menangis, tapi ibu teman laki-lakiku berkata, “stop nangisnya, malu sama K”. Padahal... kami merasakan hal yang sama.
Kelak jika aku punya anak laki-laki, aku ingin dia menjadi dirinya sendiri dengan segala emosinya. Karena bagiku, menangis bukanlah tanda kelemahan, melainkan cara untuk merasa lega saat hati terasa pedih. Dan kami berharap kelak anak-anak kita tumbuh kuat dan sehat, raga dan jiwa.
Pyopple, sampaikan kepada anak laki-laki kalian bahwa tidak masalah untuk menangis ketika pedih, tidak masalah jika warna favorit mereka bukan biru, dan tidak masalah jika mereka tidak menyukai sepak bola. What’s not okay is hiding their emotions and suffering in pain.
Aku ingin anakku kelak merasakan semua emosi, sehingga bisa menikmati hidup dengan sepenuh hati.